Wednesday, February 28, 2007

a message from her

tulisan gue yang ini, ternyata dibaca siempunya cerita.
ini pesannya lewat inbox di account friendster gue,
berikut sekilas kronoligis peristiwa itu
be tough my friend :(

Ki,Ini Ana.ISeng buka blog loe.Gw kasih comment disana,ga tau terima ga.Gw terharu banget elo nulis ttg 10 Des itu.Ya Allah Ki gw pun tidak pernah bisa percaya Suamiku telah tiada.Dalam hitungan detik ki antara ada dan tiada itu.Dia ada disebelah gw, dia bicara sama gw sebelumnya di mobil,dia beli kaset "Ungu"...judul Andai Ku Tahu yg di setel terus waktu kita pulang lebaran kemaren ke Jkt.HAnya panggilan "De..." itu yg terdengar sebelum Allah memanggilnya.Rencan pulang ke KL mlm 10 Des, tapi Allah memulangkan dia ke Rahmatullah.Ya Allah andai dapat ku tukar menanggung juga kecelakaan itu tapi dia tetap ada,but aku selamat dan harus kehilangan dia satu hari sebelum 2nd Anniversary.Ya Allah ki,hancur rasa smuanya,terbang nyawa ini rasanya.Apalagi ktk memeluk dia dikamar mayat,memegang kepalanya yg terluka,melihat pemandiannya tuk terakhir kali.Masya Allah ga akan terbayang apa yg berkecamuk di hati dan pikiran.Friends,cintailah siapapun pendamping hidupmu.Sebagaimanapun keadaan & kekurangan dia,dia ttp yg akan menemani hidup kta,yg slalu ada buat kta,yg slalu berusaha nyeningin kta bgmanapun dia usaha.Karena ktk kita sudah kehilangan dia, hanya Doa dan Airmata yang bisa kta berikan.HAnya kenangan indah yang terlukis dan tak akan dpt dilupakan.Mohon doanya smoga Almarhum SuamikuRinggo diterima disisi Allah SWT.Thanks ki
Ana

I like this quote :
Friends,cintailah siapapun pendamping hidupmu.Sebagaimanapun keadaan & kekurangan dia,dia ttp yg akan menemani hidup kta,yg slalu ada buat kta,yg slalu berusaha nyeningin kta bgmanapun dia usaha.Karena ktk kita sudah kehilangan dia,
hanya Doa dan Airmata yang bisa kta berikan.HAnya kenangan indah yang terlukis dan tak akan dpt dilupakan

Thursday, February 22, 2007

update lagiii

Terima kasih banget buat teman2x yang telah mendoakan/mensupport atas peristiwa luar biasa ini.Ngga nyangka akhirnya gue menjadi one of the victim, yang selama ini gue cuma liat di tivi.
Parahnya, pihak HRG tempat gue bekerja entah lelet, entah ngga mau tau, entah alasan effesiensi, tidak memberikan bantuan sama sekali. Salah satu dari pegawai HR datang ke rumah gue seminggu kemudian, kebetulan gue di rumah mama, di Puri Indah. Melihat rumah sudah bersih, gue mendapat predikat 'ringan' untuk dasyatnya banjir.


Sedada ringan yang berat semonas ya,om?

Lain kali nanya dulu ke pemilik rumah, kalo ngga percaya Tanya tetangga kiri kanan depan belakang, kalo masih ragu juga nanya pak RT. :-O
O2n juga jadi orang.

But, temen2x divisi gue memberikan bantuan materi, lumayan lah.
Tapi gue bukannya mau sok ato sombong sih, (heheheh, abis HRG ngga ngebantuin BT), sebagian dari uang mereka gue kasih ke orang lain yang gue rasa lebih membutuhkan (ya iyalah, banjir dirumahnya seatap,gimana ngga parah?).

Minggu lalu, gue kerumah lagi, mau bersih2x lagi. Masih bau kotoran deh, apalagi dapur. Berhubung ruangan ini vital banget, gue kerja keras untuk mengusir bau di dapur ini.
- Porstex 3 kali, 2 yang pertama malah ngga dicampur air.
- Di Karbol 3 kali juga,
Hasilnya :
Bau hilang, dan lantai dapur putihhhhhh banget, lebih putih dari sebelumnya. ;;)

Terus geli juga ya baca koran pasca banjir
Tahun 1996 banjir juga cukup hebat, vila liar dipuncak dikambing hitamkan lalu dibongkar paksa.
Tahun 2002 banjir hebat datang lagi, kawasan puncak kembali dikambing hitamkan.
Tahun 2007 ini, gue baca harian Seputar Indonesia kemarin , Pemda Bogor akan mentertibkan kawasan Puncak

Lho Om, udah 11 tahun belum kelar2x juga ya mentertibkan kawasan Puncak??? @-)@-)@-)

Apa BUSH harus datang (lagi) ke Jakarta dan pas Jakarta banjir, biar langsung ditertibkan tuh kawasan , seperti aparat bapak ato instansi terkaitlah mentertibkan daerah sekitar istana beberapa waktu lalu?

Monday, February 12, 2007

thanks God, ini bukan Pantai Lok Nga, ini bukan Sidoarjo.

Kamis, 1 februari
Sebelum jam 12 siang, baby sitter anak2x nelfon, katanya rumah masuk air. Pikir gue, mungkin kamar belakang (yang memang letaknya lebih rendah dari rumah ini, sekaligus lebih rendah dari jalanan) suka kemasukkan air jikalau hujan lebat.
Tapi ketika menelfon lagi, meminta para assisten untuk mematikan steker listrik, tersirat nada cemas mereka.
This must be serious,then. Gue memutuskan untung pulang.
Dapat taxi, alhamdulilah jalanan lancar, but wait, ketika taxi sudah sampai McD sektor 9, air sungai meluap sampai jalanan! Ooo, tapi gue masih relax.


Photobucket - Video and Image Hosting


foto diambil dari taxi

Taxi tidak dapat belok ke kanan, ke arah Graha Taman – British School, terpakasa jalan terus melewati sekolah Aulia. Dan berikutnya, taxi yang kutumpangi tidak berani melewati, gara2xnya dipertigaan antara sektor 9 dan Jl. Raya Jombang sudah bebentuk lautan. Tadinya gue mau nekat jalan menerobos, tapi beberapa warga bilang jangan karena takut keseret arus. Seorang warga menawarkan motornya untuk disewa, memutar lewat jalan tikus.
Akhirnya sampai ke komplek Vila Bintaro Regency, tapi lewat blok H, bukan gerbang utama.
Di blok H tidak banjir, gue tenang, tapi ketenangan gue hanya berlangsung 2 detik. Tak lama terlihat pemandangan yang tidak pernah terpikir sebelumnya,
Bulevar komplek ini layaknya seperti sungai, sampat sebetis gue. Belum derasnya air, layaknya sungai.
Beberapa warga melarang gue ke blok A, karena disana sampai airnya setinggi dada.
What the heck! Kedua harta saya yang berharga masih dirumah itu.
“tapi mereka sama pembantu, kan mbak?”
“ F%^* you(maaf), insting pembantu kan beda sama insting ibu!”

Photobucket - Video and Image Hosting

foto depan ruko

gue nekat jalan melewat ‘sungai’ itu, tak lama ada tetangga belakang rumah, kami berdua berjalan bergandengan tangan agar dapat melawan arus. Waktu tempuh normal 10 menit dari bundaran komplek sampai ke Mesjid komplek menjadi lebih dari setengah jam.
Sampai di mesjid banyak ibu2x dan anak2x yang menyelamatkan diri. Setelah menitip HP dan dompet kepada seorang tetangga, gue nekat melawati kolam coklat itu yang hampir sedada gue.
Dengan susah payah, sampailah di rumah, gerbang masih terkunci, babysitter anak2x gue panggil, dua orang tetangga membantu gue mengevakuasi anak2x. Kezia mereka gendong diatas bahu, sementara kevin gue gendong, tujuan kami mesjid.
Gue terpaku sejenak melihat pemandangan ini, ada dan tiada hanya setipis nukleon.
Disini gue baru bisa tersenyum lagi, terserahlah isi rumah habis, yang penting anak2x selamat. Beberapa warga kembali kerumah mereka untuk menyelamatkan barang2x, gue pasrah aja. Percuma, tenaga ini sudah letih.
Alhamdulilah, kedua bs anak2x cukup tanggap, mereka menyelamatkan baju anak2x , susu, bubur dan diapersnya.
Hujan tidak deras hari itu, tapi debit air yang melewat sungai kecil didekat komplek ini sangat tinggi, kiriman dari bogor, hingga tanggul yang jaraknya 20 meter dari rumah kami jebol. Air masuk lewat saluran air, tak lama setelah menelfon gue, air saat itu masih semata kaki, kezia dan kevin diselamatkan dilantai 2, kamar assisten rumah. Satu orang lagi mengambil makanan mereka, baju dan susu.
Tak lama mereka berdua turun lagi untuk menyelamatkan barang2x yang masih dapat diselamatkan, katanya air telah mencapai pangkal paha, mereka pasrah dan naik kembali.

Photobucket - Video and Image Hosting

foto dari aula mesjid

Jam 4 air mulai surut, oh ya, saat itu hendri sedang ke kantor disini untuk melapor sehingga (alhamdulilah) mobil aman, doi sampai rumah jam 4-an. Gue melihat kondisi rumah, sekaligus berharap mendapatkan baju kering.
Rumah porak poranda, kulkas besar 2 pintu kami saja berenang2x di kamar belakang, ah sudahlah…

Anak2x gue titipkan di rumah sepupu, masih dikomplek yang sama, dekat dengan pintu gerbang (dari gerbang ke arah bulevar, jalannya menurun, sehingga rumah sepupu gue cukup tinggi). Mereka akan dijemput ortu gue
Jam setengah 6 gue kerumah, berniat untuk menyelamatkan surat-surat penting. Rumah b erantakan, tapi barang2x masih berada di ruang masing-masing, hanya berserakan. Rumah sedang dibersihkan oleh hendri, dibantu adik iparnya. Gue kembali ke rumah sepupu gue.


Photobucket - Video and Image Hosting

foto rumah dari pintu samping

Jam 7 hujan deras lagi, air naik lagi, ternyata malam itu air naik sampai sedada, lebih tinggi dari siang hari. Saat inilah barang kami yang hilang, karena semua pintu dalam keadaan terbuka, termasuk pintu pagar…

Jumat, 2 februari
Hendir stayed at our home, gue tidur dirumah sepupu, hujan belum juga reda.
Jam 12-an gue baru kerumah lagi air sudah surut sampai lutut gue, membantu hendri mengangkat beberapa barang ke gudang lantai 2. barang2x y7ang tekena lumpur (terpaksa) dibersihkan dengan air tergenang itu.
Gue foto2x ini keadaan rumah, buat kenang2xan sekaligus berharap rumah ini gue asuransi-in plus isinya. Lupa juga dulu ngisi asuransinya apa.

Sabtu, 3 februari
Hendri harus ke singapur selama 3 hari utnuk kalibrasi alat, agak reluctant siy sebenarnya, rumah lagi porak poranda gitu.
Ya sud lah, gue bisa bilang apa. Paling jalan2x komplek liat rumah2x lain.
Blok gue masih kerendam, sementara blok lain di jalanan airnya sudah surut. Mereka udah pada bisa bersih2x. Karena jalanan udah kering, gue ke Alfa beli ember, karbol, sabun cuci, kain pel dan lain-lain.

Minggu, 4 februari
Air benar2x udah surut, gue ke rumah untuk bersih lumpur.
Bingung mau mulai dari mana, sini salah sana lebih salah lagi. Sempet chit chat aja ama tetangga2x yang juga pusing mau mulai dari mana.
Memang ngga ada air bersih, bersih2xnya pake air comberan dan air di kolam. Ngga lama tetangga2x pada datang bantuin gue bersih2x. Alhamdulilah, blok ini memang kompak siy warganya. Ngangkutin sofa aja diabntuin mobil salah satu warga juga. Sore2x udah putih tuh lantai, ngga kinclong tentunya, Cuma ngga berlumpur aja.

Senin, 5 feb
Rumah adek gue dah bersih plus listrik sudah hidup. gue angkutin baju2x basah kemaren kesana untuk dicuci plus beberapa peralatan makan. Kekar juga nih tangan nyuci 5 ember besar. Buat ngilangin lumpurnya dulu, ngebilasnya siy mau numpang nyuci pake mesin dirumah nyokap.



Selasa, 6 Feb
Hujan turun dari tengah malam, air naik lagi sampai sebetis. Oh MG, frustasi banget dengernya…keknya sia2x banger bersih2x kemaren.

Rabu-Minggu
Sempet di hotel 2 hari karena di rumah nyokap mati lampu 3 hari, repot aja ngga ada air sementara punya 2 babies. Sisanya bersih-bersih. Beberapa pihak jelas diuntungkan dari kejadian dasyat ini,
Pak Sitam teknisi klangganan kami mengeluh sepinya order 2 minggu yang lalu, kemaren pas ditelfon sudah full booked, para pemulung yang kelimpahan banyak majalah2x bekas, besi2x ngga terpakai, dll, para penduduk dari ‘kampung’ yang dapat order buat bantu2x nyuci, mereka diupah Rp 35 ribu sehari.

Photobucket - Video and Image Hosting

tukang loak panen

Untung rumah tempat tinggal gw bukan kedua tempat diatas, ngebayangin buka lemari ketemu bangkai kecoak aja bikin gue panik, apalagi bencana 26 Desember 2004 itu ya? buka ini ngebalik itu yang ditemukan dead body.

Senin, 12 februari
Masuk kantor lagi. Rencana nelfon bagian HR, karena rumah ini ngutang dari kantor. Asuransi juga diurus dari kantor, nyari kemungkinan komputer yang rusak plus elektronik lain maupun barang-barang yang lain dapat diganti dengan asuransi tsb,dan ternyata...
Mas Budi Permana yang dengan baiknya mengurus pinjaman gue dua tahun lalu dan pinjaman komputer 5 bulan lalu, dipanggil Sang Khalik karena kecelakaan motor, Jumat Malam sepulang kerja. Innalilahi wa Innalilahi rojiun, semoga diterima amal ibadah almarhum. Amin