Dari lahir sampai 6 tahun kemudian, gw tinggal di Rumbai, Riau (5 menit dari ibukota propinsinya). Setelah itu, ya di kota metropolitan ini. Tapi selama tinggal di Jakarta, kami engga pernah tuh yang namanya mudik balik ke Pekan baru (tempat datuk dari papa ) atau ke Payakumbuh tempat Amak dan Abah (dari pihak nyokap) tinggal. Pulang ke rumah mereka juga bisa dihitung dengan jari.
Alasannya unik juga, Amak tuh pusing kalo banyak orang di rumahnya. Hihihihi. Jadi pulang kampung (ke Payakumbuh) cuma berapa tahun sekaliiiiii gitu, kalo ke Pekanbarunya siy masih sering banget.
Ritual gue pribadi berubah sejak menikah, dapat pria dari rantau. Tahun 2003, lebaran pertama kali ngga mudik karena lagi hamil Kezia, baru deh tahun 2004-nya, for the very first time in my life, gue ngerasain yang namanya MUDIK. Eh, tahun depannya hamil lagi, engga mudik lagi.
Tahun ini udah dari jauh2x hari emang rencanain pulang ke mertua, palagi ketika kakak2x ipar gue meninggal plus Insya Allah akhir tahun ini Nenek dan Datuknya KeziaKevin mau ke tanah suci. Jadi deh kita tetapin Minggu tanggal 22 besok pul kamp.
Yah, manusia bisa berencana Allah swt yang menentukan, konsekuensi (again!) dari field enginner yang kudu siap setiap saat,mungkin ketunda,worst ya tidak sama sekali.
Kemarin ada telfon dari kantor hubby, ada emergency di Field Matak, Natuna.
Well, sedih banget siy engga, toh ortu gue kan emang di Jakarta.Tapi, gw pengen banget ketemu nenek gue yang suda 85 tahun itu, blio tinggal di Duri, Riau sudah ngga di Payakumbuh lagi karena tinggal seorang diri, Di duri,blio tinggal ama kakaknya mama.
Sudah 9 tahun ngga ketemu, pengen fotoin Kezia dan Kevin dengan buyutnya.
Cuman kayaknya egois juga ya, demi bela2xin lebaran, ada temen yang kesusahan seorang diri di lepas pantai sana.
Uuughh, mbak Hany kita tos-an dulu deh. :P
No comments:
Post a Comment