Duh, BT deh liat kaca2x kereta banyak yang pecah dan tidak diperbaiki. Mana WC bau.
Oya, divisi gue di kantor pusat siy ada 13 orang, tapi kita berlima belas. Kami punya tim yang tugas di Medan Desk dan Surabaya Desk. 15 orang eprgi outing kayak' reuni keluarga aja. :)
Gue ngga bisa tidur, bawaannya becanda mulu. Sampe kita ditegur penumpang lain yang JELAS merasa terganggu.
Keretanya telat bow, baru jam 6 kurang sampai di stasiun, dan tentunya tidak melewatkan acara foto-foto lah depan stasiun ala turis lokal dan norak. Untuk menambah kesyahduhan di Jogja, kita naik becak aja. Nginapnya di Hotel Batik. Rekomen by cabang Jogja (halah, iyalah, konon kabarnya yang punya juga salah satu staff sana, hihihhi). Hotelnya bersih walaupun tidak 'berbintang'. Gue sekamar ama mbak evi (dari Surabaya) dan Mbak Emi.
Setelah mandi dan kegiatan bersih-bersih lainnya, kita mencari Makan Pagi. We're heading to Warung Soto Kadipiro.
Banyak kalendar dan jam dinding (tapi, hanya 1 yang menunjukkan waktu yang benar dari +/- 10 jam).
Gue liat tulisan ini, temen SMA gue Liza pasti BT deh, secara doi kerja di WHO. Hihihihi
Setelah sarapan kami menuju Kaliurang untuk melihat Gunung Merapi. Perjalanan +/- 1 jam. Tempat pertama adalah Gardu Pandang, tempat dimana dapat melihat merapi.Sayang Gunung Merapi tertutup kabut.
Setelah itu kita naik kendaraan yang dimodifikasi seperti kereta api, dengan biaya Rp 3000/orang, keliling daerah wisata ini.
Sempat berhenti sebentar untuk membeli Salak Pondoh yang baru dipetik seorang nenek dan berhenti di suatu tempat wisata (biasalah, gue lupa namanya :P).
One of my collegue, Arif, punya adik yang menjalani losmen di Kaliurang ini. Jadilah kami menunggu sejenak untuk menyaksikan reuni keluarga, dimana kedua kakak beradik ini sudah tidak berjumpa selama 2 tahun.
Kami menuju Menara Pengamatan Merapi, dan kami diperbolehkan naik keatas. Ini foto2x dari atas menara setinggi 20 meter itu.
Agak takut juga sebenarnya gue melihat kebawah.
Gue turun agak gemeteran juga, ih syerem.
Dari PGM, mobil balik ke Gardu Pandang lagi,
Kami membeli penganan namanya Jadah Tempe, ketan yang dicowel dengan Tempe Bacem.
Kami makan di Omah Jawi, losmen yang dikelola oleh adiknya Mas Arif tersebut. Arif langsung dimaki-maki karena ngga cerita adeknya punya losmen. Ide naik kereta sebenarnya untuk menghemat uang dan waktu. (kalo pake pesawat hari Jumat, ada cost penginapan Jumat Malam, sedangkan kalo naik pesawat pagi hari, paling nyampe Jogja jam 11-an malah ngga kekejar kemana2x) kalo tau adeknya punya losmen kan bisa nginap semalam disini, dengan biaya sangat reasonable cuma Rp 50.000/malam plus makan 3x.
Setelah ngisi perut dan ngupi2x, kami menuju menuju Kali Adem, meliat lokasi lava panas dan bunker tempat dimana 2 sukarelawan tewas.
Liat pemandangan di belakang Acay dan Anto rumah2x tertutup lahar sampai seatap rumah mereka. Gue berjalan diatas atap rumah mereka tentunya.
Satu kebesaran Sang Rabb yang gue lihat, dan bulu kuduk ini merinding.
Banyak orang-orang yang mempertanyakan apakah kita mendengar hal-hal aneh. Kita jawab semuanya normal aja. Sempat juga melihat Elang Jawa, sayang kameran Canon Ixus gue mah ngga bisa moto2x gituan. Ngga kejangkau zoomnya.
Agak lama disini, mungkin sekitar 1 jam-an foto2x dari jelas dan mutu sampe ngga jelas dan ngga mutu seperti foto-foto dibawah ini , gunung Merapi ada di belakang, nunjuknya kemana. Liat aja tuh Ester ama Sigit di belakang malah Begaya Ala Model.
pas turun mau makan siang, ada plang ke arah kanan yang bertuliskan rumah Juru Kunci Merapi, spontan, we were heading there.
YEP, WE MET MBAH MARIJAN, sang legenda hidup...
to be continued
No comments:
Post a Comment