Located in Villa Bintaro Regency, Pondok Aren. Rumah mungil bersebelahan dengan sebuah TK dan di depan tennis court, berdiri diatas lahan seluas 96m2 dengan 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, dapur dan ruang tamu dirasa sangat pas untuk memenuhi kebutuhan kami yang saat itu akan menikah. When we were just married, we don't have a maid or something, just the two of us.
Furniture pertama yang diisi, tentu kamar tidur, lalu Yamaha Electone FE 30-ku yang sudah 17 tahun usianya(fotonya disamping Dea)! Ibu gue udah pusing ngeliatnya, so when we --- I mean with my hubby managed to buy a house, she definetly ask me to get rid of that electone from her house.
Karena rumahnya mungil, mau ngga mau ukuran furniture semua disesuaikan (tentunya dibeli satu demi satu, biasalah pengantin baru, tabungan juga seadanya) , our round dinner table diameternya cuma 90cm, tetapi ada bagian tengah bisa di extend. Satu meter setelah meja makan --- ya langsung kompor, water sink,etc. Kalo diperhatiin lagi gambarnya, segala gorengan dan sendoknya kita gantung di dinding untuk menghemat tempat. Btw, lebih kurang 2 meter dari tempat mereka berdiri --- ya pintu masuk. ;)
We have 21 inch TV (pause mode--- dulu waktu mau beli TV, we had argument since my hubby wanted to buy a-29-inch TV--- aduh kegedean banget ngga siy buat rumah kami, ngga cocok aja menurut gue saat itu).
Foto satunya lagi, sepupu kezia dari pihak ayahnya, berfoto di depan rumah kami, taman rumahnya, ya cuma segitu, paling2x 4 m2 luasnya. So mini isn't it.
Waktu kezia lahir, since we only have 2 rooms, she doesn't have her own bed room, in fact, she sleep with us in the same bed. Tempat buat meletakkan box bayi pun ndak ada.;). Kamar satunya tentu buat asisten domestik rumah kami.
Around a year latter, I proposed soft loan to my office, daripada merenovasi rumah mungil kami yang menurut kami tanggung, we decided to buy a bigger house. dan ngga sengaja, my hubby menemukan sebuah rumah --- masih di komplek yang sama tetapi beda blok---dan dijual dengan harga cukup "bersahabat". walaupun harga dari penjual cukup bersahabat (compare dari luas tanah dibanding penawaran) tabungan kami masih kurang, so we sell the house to my parents dengan harga sangat tidak bersahabat buat mereka. Ha3x. That's what parents for. :-D.
Tetapi kita juga merenovasi some part of this house, dan tepat Indonesia berusia 60 tahun, kami pindahan.
And this is our new house! Foto diambil dari pintu masuk, dengan electone tuaku sebagai among tamu. Di depan tangga itu adalah kamar kami and we have our own bath room there.
Even my baby still sleep with us in the same bed, she has her own room now. And even her oma has a romm at my house. (Tentu saja, mereka juga punya saham di rumah ini, hehehe)
Di bawah adalah foto ruang makan, dan our 90-cm-diameter-dinner table seem to small, sehingga bagian tengahnya dibuka to make it a litlle bit bigger.
Btw, rumah kami sekarang letaknya di hook, so we have a "side" yard. Kamar kezia dan kamar oma-atoknya menghadap ke taman ini. kategori "tetangga depan rumah" total ada 8 rumah, jadinya last weekend gue dan kezia berkeliling untuk memperkenalkan diri (Hendri udah kenalan duluan waktu merenovasi rumah dia yang paling sibuk). Yang menarik, di tempat baru ini (baca : RT baru), yang arisan bukan ibu2x nya aja lho, tapi bapak2xnya juga ikutan. :)) :)) hobi ngerumpi juga bapak2xnya.
Syukur alhamdulliah kami dititipin Allah swt rumah yang lebih baik buat kami. Dulu tidak kepikiran bisa beli rumah lagi consider harga tanah yang sudah selangit, apalagi momentnya pas karena akan ada anggota baru di kerluarga kami, insya allah at the end of this year.
Sekian dulu tour rumahnya...