Saturday, November 04, 2006

Back to Kampong Trip

sebelum bercerita panjang kali lebar sama dengan luas, my BIG thanks untuk Sinyal Kuat Indosat yang menemani saya dalam perjalanan :
Pekanbaru - taratak bulu - Kampar - Lipat Kain - Logas - Muara Lembu - Taluk Kuantan (ibukota kabupaten Kuantan Sengigi) - Basrah - Inuman - Cirentie *sigh*
dan Rumbai - Minas - Kandis - Duri *sigh again*
well, ada juga siy yang ilang2x, tapi bentar banget.

Mudik kami tertunda seminggu dari jadwal yang diberangkatkan, ketika saya confirm tiket ke Garuda, ternyata oh teryata hanya tiket Hendri yang ok, tiket kami bertiga masih waiting list, walo kelas Bisnis masih ada sisa, tapi nambah sejuta bow seorang. Idih banget!

Lalu kami memutuskan, seandainya gagal berangkat, at least Hendri dan Kezia aja yang pulang. Jadilah malam hari saya bongkar lagi tuh koper, yang tadinya 1 koper khusus anak2x, 1 koper buat kami, jadi 1 koper untuk Kezia dan Ayahnya, 1 koper lagi saya dan Kevin. Tapi Hendri tetep keukeh Go Show, menurut doi, suka ada seat yang kosong. Yah, saya heeh aja deh (udah ilang mood juga buat mudik, abis Kevin tuh masih batuk) :

Abis shubuh udah cabut ke Cengkareng, dianterin my parents, anak2x belum pada mandi lah, dilap badan aja. Nyampe sana jam 6 kurang dan kami menuggu tak jelas gini judulnya, hendri check in. harap2x cemas, sampai jam 6.30 (pesawat jam 7 pagi neh), Hendri masih nyari possibility. Kevin dan Kezia dah mulai rewel. Saya tambah senewen aja di pintu luar, 20 menit kemudian, nongollah sih Ayah menyatakan ada available seats.
Jadilah terpogoh2x (scan koper dan tas), lari-lari ke waiting room, mana ada Roti Boy yang bikin perut saya tambah senewen karena belum sarapan, duh!
Ternyata pesawat delay 30 menit, tapi saya mau keluar waiting room juga malas, sebelum ke waiting room kan tas discan lagi juga.

Di pesawat Kevin banyakan tidur, Kezia juga ngga rewel. 1 jam 20 menit waktu tempuh Jakarta - Pekanbaru, tibalah kami di Kota Bertuah ini.
Photobucket - Video and Image HostingNunggu 20 menitan di Bandara, Kezia sarapan dulu bekal KFC dari bandara. Kevin aman dalam gendongan Mother Care hadiah dari temen2x PPE dulu.
Di Pekanbaru di jemput Pak Tuo (Hendri's oldest brother) sekeluarga, ke rumah mertuanya Pak tuo dulu di Simpang tiga, cuma 5 menit dari bandara. Sarapan, mandi (pekanbaru panas bow), makan lagi ;)
Di rumah itu masih ada sumur yang ditimba, Kezia termenung2x melihat tuh sumur, dia kira kolam tapi dalam banget kali yaa.

Abis Dzuhur, baru kami berempat plus Pak Tuo (Mak Tuo as a nurse melanjutkan pendidikan di Pekanbaru, jadi anak2xnya dan beliau tinggal di Pku) meluncur ke Cirentie.
My Babies were sleeping selama perjalanan.
Jam 4 sore (yep, 3 setengah jam bowwww, pegel ngga tuh pantat), nyampe di Taluk Kuantan rumah pak tuo. Rumah ini ditinggalin Darti, their cousin yang baru punya anak. Adela Salsabila umurnya 5 bulan. Play boy Villa Bintaro regency langsung pasang jerat2x pesona. *wink*





Photobucket - Video and Image Hosting


Setengah jam kemudian, kami melanjutkan perjalanan, sebelum Adzan Magrib berkumandang (1,5 hour trip) Alhamdulilah kami sampai di kampong sih Ayah. Disambut dengan gegap gempita, hiperbola deh bow, tamu dari jauh githuuuu.

Ini foto Kezia dan kakak-kakak sepupunya. Sepupu yang engga ada cuma anak2xnya Pak Tuo dan Cindy.

Photobucket - Video and Image HostingPhotobucket - Video and Image Hosting
Ki-ka : Imel (baju biru), bella (baju putih, tinggal di jakarta juga), Pipin (adek Imel), nindya(tinggal di taluk) ,Kezia, Picky (abangnya Bella), randy (adik imel)


Ada perasaan tercekat di tenggorokan ini melihat sepupu Kezia tertua (kak Imel), diusia 14 tahun harus memposisikan diri sebagai ibu untuk kedua adiknya (dan ini saya lihat sendiri).
Apalagi Randy (3 tahun) jadi super hyperaktif, bahasa halus dari bandel.
Begitulah kalo
ibunda yang pergi.:((
Bukankah teenager umur segitu lagi doyan-doyannya main? hiks nak, semoga dimudahkan hidupmu kelak.

Di rumah nenek No Mesin Cuci dan No Pembantu (yah, sehari2x emang nenek bertatap tatapan dengan datuk aja), jadilah gue melanjutkan hari2x menjadi Upik Abu. Mana airnya nimba lagi, usai mencuci, menjemur pun di lantai 2. gue berharap kurus niy naik turun tangga.

Kevin agak rewel malamnya, bikin tambah senewen, akhirnya jam 2 pagi gue keluar memberikan jagona untuk diasuh ayahnya (di rumah nenek lantai 1 cuma ada dua kamar, jadi saya dan ipar 2x saya tidur di 1 kamar, si ayah tidur di depan TV). Bodo ah, gue capek, besok kan harus bangun pagi juga nyiapin sarapan Kevin dan masak buat Kevin.
;;)

No comments: