Pemilik mata indah ini tadi pagi menangis,
menjerit di mobil,
ibunya tutun di halte trans bintaro,untuk kemudian pergi bekerja.
Meninggalkan dia dan adiknya.
Maafkan bunda ya,nak.
Untuk sementara, pilihan ini bunda tempuh.
Semoga kelak kau dapat memaklumi.
PS : ngga ikutan libur bersama hari ini karena Bank Indonesia ngga libur!
re-activate this blog to import all entries from cabekriting.multiply.com yang kepoh sama entry "contact only", sabar ya ;)
Friday, March 31, 2006
Monday, March 27, 2006
monday's story
This morning I almost took 2 hours to get to my office, from pondok aren (I left home at 6.05 am) and sit on my desk at 7.45 am. Ugghhhh!
My dad drove the car, and now, he likes to dzikir daripada dengerin radio. Tambah bosen kalo di mobil kelamaan.
Kabarnya pemerintah (cannot depend so much on them, do we?) mau membangun rel ganda tanah abang – serpong. Ayo, segera realisasikan, jadi kalo hujan kaya tadi gue ngga ragu memilih KRL Abis kalo hujan gini kereta juga lama siy, tunggu-tungguan gitu deh. Dah gitu pembangunan monorail/MRT juga ngga jelas. Pernah denger dulu di Indika FM, seorang pakar transportasi berkata, kota besar ibaratnya sebuah gedung. Dimana kalo gedung terdiri lebih dari 3 lantai, maka Lift harus ada, instead of naik tangga. So, Kota ini (dan sekitarnya) harus punya mass transportation yang medianya bukan jalan raya. Ah sudahlah, mungkin sampai 5 tahun kemudian kendaraan masih menyemut di jalanan.
Anyway, My hubby just got back from his old town and take his parents along with him. That means :
"Gue Libur Masak!” Yippie
picture taken from http://www.hasekamp.net/thailand.htm
My dad drove the car, and now, he likes to dzikir daripada dengerin radio. Tambah bosen kalo di mobil kelamaan.
Kabarnya pemerintah (cannot depend so much on them, do we?) mau membangun rel ganda tanah abang – serpong. Ayo, segera realisasikan, jadi kalo hujan kaya tadi gue ngga ragu memilih KRL Abis kalo hujan gini kereta juga lama siy, tunggu-tungguan gitu deh. Dah gitu pembangunan monorail/MRT juga ngga jelas. Pernah denger dulu di Indika FM, seorang pakar transportasi berkata, kota besar ibaratnya sebuah gedung. Dimana kalo gedung terdiri lebih dari 3 lantai, maka Lift harus ada, instead of naik tangga. So, Kota ini (dan sekitarnya) harus punya mass transportation yang medianya bukan jalan raya. Ah sudahlah, mungkin sampai 5 tahun kemudian kendaraan masih menyemut di jalanan.
Anyway, My hubby just got back from his old town and take his parents along with him. That means :
"Gue Libur Masak!” Yippie
picture taken from http://www.hasekamp.net/thailand.htm
Tuesday, March 21, 2006
Deep condolences
Innalilahi wa innalilahi rojiun,
Akhirnya Kathy (read my two previous posts) menyerah.
She is taking her baby away with her.
Selamat jalan Kathy,istirahatlah engkau dan anakmu dengan tenang.
Akhirnya Kathy (read my two previous posts) menyerah.
She is taking her baby away with her.
Selamat jalan Kathy,istirahatlah engkau dan anakmu dengan tenang.
Monday, March 20, 2006
Gunung Salak
di senin pagi yang tidak begitu cerah karena matahari tidak mengeluarkan sinarnya yang terik dan di ujung selatan Jakarta pun tidak berkabut.
Sehingga, aku dapat melihat sekelibat gagahnya gunung salak dari meja kerjaku.
Sehingga, aku dapat melihat sekelibat gagahnya gunung salak dari meja kerjaku.
Monday, March 13, 2006
bersyukur (again)
HAri ini gue belajar lagi tentang bersyukur,
Tadi pas jam makan siang, gue dan teman2x satu bagian visit istrinya teman kantor (yang beda bagian).
Istrinya, sebut saja Kathy, tergolek lemah di Rumah Sakit Dharmais.
Kena kanker payudara,stadium IV, lebih parahnya lagi, she is 4.5 months pregnant.
Walaupun baru kali pertama gue ketemu Kathy, rasanya tenggorokan ini tercekat.
Melihat Kathy bernafas satu-satu, bagaikan merenggang nyawa. Pun ada seorang bayi dirahimnya.
Aduh, bulir airmata susah untuk ditahan, mengingat bagaimana rasanya uncomfortable waktu hamil dulu, ini pun ditambah rasa sakit yang amat sangat.Leher dan tangan sudah bengkak.
Kabarnya, dokter tak bisa berbuat banyak. Mau dioperasi sudah terlalu jauh kanker menyebar, mau di kemo, dia lagi hamil 4,5 bulan.
Ah, gue sering mengeluh berat badan yang berlebih paska melahirkan kedua buah hatiku.
Tapi gue yakin, seorang Kathy lebih baik membiarkan badannya bergelayutan lemak, daripada bersarang sebuah penyakit bernama Kanker. Subhanallah…
Tadi pas jam makan siang, gue dan teman2x satu bagian visit istrinya teman kantor (yang beda bagian).
Istrinya, sebut saja Kathy, tergolek lemah di Rumah Sakit Dharmais.
Kena kanker payudara,stadium IV, lebih parahnya lagi, she is 4.5 months pregnant.
Walaupun baru kali pertama gue ketemu Kathy, rasanya tenggorokan ini tercekat.
Melihat Kathy bernafas satu-satu, bagaikan merenggang nyawa. Pun ada seorang bayi dirahimnya.
Aduh, bulir airmata susah untuk ditahan, mengingat bagaimana rasanya uncomfortable waktu hamil dulu, ini pun ditambah rasa sakit yang amat sangat.Leher dan tangan sudah bengkak.
Kabarnya, dokter tak bisa berbuat banyak. Mau dioperasi sudah terlalu jauh kanker menyebar, mau di kemo, dia lagi hamil 4,5 bulan.
Ah, gue sering mengeluh berat badan yang berlebih paska melahirkan kedua buah hatiku.
Tapi gue yakin, seorang Kathy lebih baik membiarkan badannya bergelayutan lemak, daripada bersarang sebuah penyakit bernama Kanker. Subhanallah…
Wednesday, March 08, 2006
glad it's here
Actually, I’m not that drop-dead-addicted-to coffee-person. But, drinking some coffee kinda my habit for the last 4,5 years.
It started when I was a trainee in the place where- I –try-to-help-my-hubby-to-make-a-living.
Trainings was both in classes and on the fields (a.k.a on the job training). And when it took place in classes in begun at 8.00 am ‘till 5.00 pm. It has breaks every two hours for 15-30 minutes.
Let speak fair here, during classes I (I guess we would be precise, ’cause I think almost all my friends had the same feeling too) often get bored and sleepy. Frowning couple of time.
And coffee, was one of the options to stay awake! We also had a friend, his name is Adhy (he doesn’t work in this company anymore) who drop dead addicted to coffee. He even brought a big jar of Nescafe and a big jar of Maxwell Creamer. even there was a water heater in his car!
So, most of my friends became a coffee lover like Adhy does, and so did I.
My parents are coffee lovers also, my mom even bought different kind of coffee, which some of them were imported coffee.
So, I always took one glass, every single day! One of the best thing coming to S’pore was I can try many kind of coffee. It was when Starbucks/coffee bean and tea leaf hasn’t operated in Jakarta, yet.
I prepared sachets of coffee on my office desk, so I can take them when I need a wake up call during the day. Sometime, I did run out of coffee, and dying to drink one. I wished there was a coffee booth on this office building. Just like the one in BEJ who has Starbucks booth.
And, there it is now! Barnie’s now open on this building!
It started when I was a trainee in the place where- I –try-to-help-my-hubby-to-make-a-living.
Trainings was both in classes and on the fields (a.k.a on the job training). And when it took place in classes in begun at 8.00 am ‘till 5.00 pm. It has breaks every two hours for 15-30 minutes.
Let speak fair here, during classes I (I guess we would be precise, ’cause I think almost all my friends had the same feeling too) often get bored and sleepy. Frowning couple of time.
And coffee, was one of the options to stay awake! We also had a friend, his name is Adhy (he doesn’t work in this company anymore) who drop dead addicted to coffee. He even brought a big jar of Nescafe and a big jar of Maxwell Creamer. even there was a water heater in his car!
So, most of my friends became a coffee lover like Adhy does, and so did I.
My parents are coffee lovers also, my mom even bought different kind of coffee, which some of them were imported coffee.
So, I always took one glass, every single day! One of the best thing coming to S’pore was I can try many kind of coffee. It was when Starbucks/coffee bean and tea leaf hasn’t operated in Jakarta, yet.
I prepared sachets of coffee on my office desk, so I can take them when I need a wake up call during the day. Sometime, I did run out of coffee, and dying to drink one. I wished there was a coffee booth on this office building. Just like the one in BEJ who has Starbucks booth.
And, there it is now! Barnie’s now open on this building!
Tuesday, March 07, 2006
kencangkan ikat pinggang
Katanya, sekarang jaman susyeh. Banyak pabrik2x tutup, investor emoh masuk ke Indonesia. Buat bertahan, yahm EFFESIENSI. Berikut highlight program effesiensi di tempat gue bekerja:
- Kendaraan dinas buat board of executive ditarik, hanya diganti uang bensin.
Kendaraan yang diperuntukkan untuk Area Manager tidak diijinkan lagi
(Ngga ngaruh ama gue, orang gue ke kantor naik kereta ato naik bus. Tapi gue bukan area maneger juga kan,ha34x) - Perjalanan dinas ke luar negeri persetujan CEO. Daily Allowance (DA) dikurangi Rp50.000/hari. Apabila ada Training ke LN tanpa DA.
(yah,gue juga ngga pernah perjalanan dinas ke LN, tapi sempat menikmati DA Rp 100.000/hari waktu ke makassar dulu siy.) - Lembur harap ditekan, jikalau ada harus persetujuan next higher authority. No overtime on Friday!. AC paling lama sampai jam 18.00 waktu setempat
(Alhamdulilah, emang gue paling males pulang malam,sebulan paling sekali doank pulang abis magrib) - Tidak ada pertambahan jumlah karyawan
(berarti ngga bisa lagi nitip lamaran ama gue)
Tidak ada seremonial untuk karyawan terbaik. Hanya dilakukan secara sederhana di group masing2x.
pause mode: tiap tahun di kantor gue selalu ada acara Outstanding Perfomance Award, dimulai dari direktorat lalu nasional. Acaranya emang selalu besar2xan. Area Manager yang berprestasi suka dapat President Award yang hadiahnya lumayan banget
(Note : ngga ngaruh juga sama gue, tiap tahun cuti melahirkan gini, mana bisa jadi karyawan berprestasi,ha3x) - Personal Appraisal menilai aspek Cost Conciouness.
Lah, gue emang pernah makai fasilitas kantor untuk kepentingan pribadi gitu??? (hehehe3x, emang kalo nge-net dimana,ky?? Di kantor kan??? ^_^)
6-10. Training hanya di Training Centre tempat gue kerja,min 12 perserta training baru boleh jalan. Training ke Luar Negeri sangat selektif. 1 karyawan Cuma boleh 1x.
(hayyah…gue ngga pernah training ke LN pun,tahun 2005 kemaren malah ngga training juga!!!!)
11-15. Ngga ada program buat PPE (manajemen trainee), penginapan hotel kamar standard, no gathering malam2x lagi, pemanfaatan penuh Financial Club untuk ada acara2x!
(gue dah lulus PPE, kalo nginap emang di Mess tempat gue kerja kalo ke hotel nginap di hotel bintang 3, emang ngga suka gathering malam2x juga pun,mending cepet2x pulang main sama Kezia dan Kevin)
Kesimpulan: Ngga ngaruh ama gue! Kali gue karyawan paling effesien juga siy…wakakakakak…
Anyway, biar kenaikan gaji tahun ini basa-basi banget, yang penting ngga ada pengurangan pegawai seperti kebijakan beberapa perusahaan akhir2x ini. Hope So!
Sunday, March 05, 2006
cerita di akhir februari
picture of me and baby Meyra. Hari terakhir di bulan februari, mamanya meyra ngajak kop dar sebelum balik ke belanda. Cerita lebih banyak ke rumahnya mbak erfi aja deh!3 Foto yang lain, ke blognya kezia dan kevin.OK!
PS : meyra ini lebih cantik aslinya lho (daripada di foto,maksudnya)
PS : meyra ini lebih cantik aslinya lho (daripada di foto,maksudnya)
Wina's story
Back in late 80-s, when I still in my elemantry school years, I took an english course not far away from my parents’ house. There, I made a new friend, she was Wina.
We went to different school, tapi ada temen SD-nya wina, tetangga gue,(actually, Santi, was one of my best buddies for the last,hmmm 21 years???)
jadi kalo ngomong ama Wina, agak2x nyambung aja gitu
Pas lulus SD, gue berhenti dari les itu. Soalnya, papa gue ditugaskan di Dallas. Waktu disana, gue pernah nelp Wina (and it cost USD 300 for our phone bill that month sorry dad )
Tapi bas balik ke Indo setahun kemudian, gue lost contact ama dia.
sampai pas SMA, dimana saat itu hampir (hampir lho…gue Cuma hiperbola aja niy…), seluruh anak SMA di Jakarta (inget : hampir, jadi ngga semua tentunya…) ikutan les Inggris di Yayasan LIA. WE met again! we went to different school though, tapi jaman dulu, kan pake rayon
SMA kami satu rayon, jadi temen2x SMP gue banyak lah yang 1 sekolah sama dia.Waktu kuliah, we went to the same college, tapi dia ambil arsitek.
Actually, we weren’t closed friend, I didn’t know when her birthday is,dan seinget gue, kita ngga pernah jalan bareng. Tapi wina, tipe orang yang all in sudden menelfon loe,biar udah rada malam gitu. just to say hello. untuk sekedar menautkan kembali silaturahmi yang mulai kendor. That’s her.
Seperti suati ketika di pertengahan 2002, hampir jam 10 malam dia menelfon. She was getting married, and invited me. Dengan senang hati pun, gue datang. Abis itu, dia ikut suaminya ke Lombok. we Lost contact again.
Sampai +/- 1 tahun kemudian, dia mengabari gue kalo sudah ada baby Erfan ditengah keluarga kecil mereka.Dia melahirkan di Jakarta, tapi gue dan shanti ngga sempat visit baby-nya gitu…setelah itu dia balik ke Lombok, and again, I lost her number.
till yesterday, dah malam2x gitu (like ussual) she called me again. This time, with a surpirise news. She just lost her husband months ago, he was sick. Leaving Erfan, daddy-less. Poor her, poor Erfan.
Butuh beberapa waktu buat Wina untuk mengontak teman2xnya lagi, tanpa air mata bercucuran tentunya. Walaupun +/- 3 tahun menikah, pastilah banyak precious moments yang mereka lalui, mewujudkan mimpi2x mereka, membesarkan Erfan, and many more…
Cerita wina kembali mengingatkan gue, untuk menghargai setiap detik, menit,jam,hari,minggu,bulan, tahun yang gue lalui bersama orang-orang yang gue sayangi, my parents,sibblings,my hubby, my babies, my best friends…
Hingga saat sang Khalik menjemput gue (atau orang2x yang gue sayangi), tak ada penyesalan karena telah melewatkan many great moments.
We went to different school, tapi ada temen SD-nya wina, tetangga gue,(actually, Santi, was one of my best buddies for the last,hmmm 21 years???)
jadi kalo ngomong ama Wina, agak2x nyambung aja gitu
Pas lulus SD, gue berhenti dari les itu. Soalnya, papa gue ditugaskan di Dallas. Waktu disana, gue pernah nelp Wina (and it cost USD 300 for our phone bill that month sorry dad )
Tapi bas balik ke Indo setahun kemudian, gue lost contact ama dia.
sampai pas SMA, dimana saat itu hampir (hampir lho…gue Cuma hiperbola aja niy…), seluruh anak SMA di Jakarta (inget : hampir, jadi ngga semua tentunya…) ikutan les Inggris di Yayasan LIA. WE met again! we went to different school though, tapi jaman dulu, kan pake rayon
SMA kami satu rayon, jadi temen2x SMP gue banyak lah yang 1 sekolah sama dia.Waktu kuliah, we went to the same college, tapi dia ambil arsitek.
Actually, we weren’t closed friend, I didn’t know when her birthday is,dan seinget gue, kita ngga pernah jalan bareng. Tapi wina, tipe orang yang all in sudden menelfon loe,biar udah rada malam gitu. just to say hello. untuk sekedar menautkan kembali silaturahmi yang mulai kendor. That’s her.
Seperti suati ketika di pertengahan 2002, hampir jam 10 malam dia menelfon. She was getting married, and invited me. Dengan senang hati pun, gue datang. Abis itu, dia ikut suaminya ke Lombok. we Lost contact again.
Sampai +/- 1 tahun kemudian, dia mengabari gue kalo sudah ada baby Erfan ditengah keluarga kecil mereka.Dia melahirkan di Jakarta, tapi gue dan shanti ngga sempat visit baby-nya gitu…setelah itu dia balik ke Lombok, and again, I lost her number.
till yesterday, dah malam2x gitu (like ussual) she called me again. This time, with a surpirise news. She just lost her husband months ago, he was sick. Leaving Erfan, daddy-less. Poor her, poor Erfan.
Butuh beberapa waktu buat Wina untuk mengontak teman2xnya lagi, tanpa air mata bercucuran tentunya. Walaupun +/- 3 tahun menikah, pastilah banyak precious moments yang mereka lalui, mewujudkan mimpi2x mereka, membesarkan Erfan, and many more…
Cerita wina kembali mengingatkan gue, untuk menghargai setiap detik, menit,jam,hari,minggu,bulan, tahun yang gue lalui bersama orang-orang yang gue sayangi, my parents,sibblings,my hubby, my babies, my best friends…
Hingga saat sang Khalik menjemput gue (atau orang2x yang gue sayangi), tak ada penyesalan karena telah melewatkan many great moments.
Subscribe to:
Posts (Atom)