mother

Kemaran iseng gue buka account friendster gue, lalu ngeliat salah satu temen gue add new picture, namanya Yasmin, dulu kami di kantor yang sama, kemudian dia ditugasin ke head office Malaysia ngurusin TKI.
Anyway, di kolom 'Who I Want To Meet' yasmin menulis : Mama (walaupun itu Cuma dimimpi,ma)

Gue tertegun, Yasmin memang telah kehilangan ibunya mungkin 7-8 tahun yang lalu. Dia pernah cerita waktu outing di Bali, sepetember lalu (dimana saat itu gue lagi hamil Kevin 6 bulan) saat almarhum ibunya mengandung Yasmin, dokter memberi tiga ultimatum, jika anak itu lahir (which is Yasmin) anaknya atau ibunya akan meninggal atau anaknya lahir cacat, mungkin waktu ibunya hamil memang sakit, entahlah, gue tak terlalu menyimak.

Almarhum ibunya keukeh melanjutkan kehamilannya, lahirlah Yasmin, sehat walafiat dengan paras ayu plus otaknya yang cemerlang.
Tapi tulisan Yasmin yang pasti berasal dari hatinya yang paling dalam :

Mama (walaupun itu cuma dimimpi,ma)

Somehow menyentak gue. Berapa beruntungnya gue karena alhamdulilah mama masih ada dan masih sehat. Masih kuat mengurus cucu2xnya ketika gue tinggal bekerja.

Kemaren Kevin demam, gue semalaman bergadang ngompres Kevin, besoknya terpaksa ijin datang terlambat karena harus mengantar Kevin ke Rumah Sakit (pause mode : orang tua gue pergi umroh sejak 3 hari yang lalu,ayahnya masih di field, so I’m all by myself)

Inget kalau ada Mama, pasti beliau yang nganter cucunya ke Rumah Sakit.
Inget bagaimana perlakuan ke mama, segala bantahan, sok acuh dan lain-lain. Kebayang kalau nanti Yasmin menikah dan memiliki anak, pasti dia kerepotan mengurus anaknya kala di bekerja karena tak ada ibunya yang membantu.

Pasti mama bergadang juga waktu gue tumbuh gigi dulu, mengusir seekor lalat ketika tidur, terbangun tengah malam waktu gue ingin menyusu.
Walaupun gue minta maaf dari hati terdalam waktu mules2x melahirkan Kezia, tetap saja masiy mengulang perangai buruk gue.

With all my misbehaviour, I deeply, madly,truly, love you, mam!
(beraninya lewat blog doang!)