"saya tidak mampu lagi untuk menyekolahan anak saya,mbak"
Begitu ujar supir Blue Bird TL 2XX yang saya tumpangi kemarin malam.
"dia lulus SMP, tapi saya ndak ada uang untuk masuk SMA, sekarang susah, paling banyak bawa uang Rp 35 ribu setara argo Rp 400 ribu, saya minta dia untuk bersabar, semoga tahun depan saya bisa menyekolahkan dia. Mungkin setelah lebaran saya cari kerjaan lain"
Beliau pun menanyakan, apakah saya biasa berkendaraan dengan taksi.
Jujur saya berkata, naik taxi sekarang sudah kemewahan tersendiri buat saya. Kalo tidak bawa Kezia dan Kevin, saya memilih naik kendaraan umum, paling mewah, ya Ojek!
Itupun terkadang mencari taxi dengan tulisan TARIF LAMA didepan kacanya.
Bagaimana lagi, memang ini keadaan yang kita hadapi sekarang. Cerita mbak leili dipostingannya yang terakhir harus membuka mata saya lebih lebar lagi, kalo kenyataan itu memang ada, hidup (sekarang) memang tidak mudah.
Lalu dia berujar, dia sudah keluar pool dari 4 pagi, namun hingga menjelang jam 9 malam, baru Rp 200 ribu yang didapatnya, entah berapa yang bisa dia bawa pulang.
Kelu rasanya lidah ini untuk berkata :
Sabar,pak. Semua ada hikmahnya
Kurang sabar apa beliau, membawa pulang Rp 5000 pun sudah bersyukur. Sehingga saya pun memilih diam atas pernyataan beliau.
Sesampai rumah (karena pakai voucher fasilitas kantor untuk pegawai lembur), saya pun melebihi beberapa rupiah, semoga beliau dapat membawa pulang satu liter beras malam itu. Tak banyak yang bisa kulakukan, tapi mudah-mudahan satu dari seribu persoalan bapak itu dapat terselesaikan malam itu. Entah untuk besok...
picture by John Winston
No comments:
Post a Comment